Featured post

Kelainan Refraksi : Emmetropia Vs Ametropia

1.       Emmetropia Mata yang memiliki kemampuan untuk melihat normal disebut Emmetropia , yaitu terdapat keseinbangan antara kekua...

Monday 5 September 2016

Bahan dan desain lensa kacamata



 Bahan dan Desain Lensa
Saat ini lensa tersedia dalam berbagai jenis bahan dan desain. Memilihkan lensa dengan bahan dan desain terbaik sesuai ukuran dan kebutuhan pasien adalah tugas utama kami. Untuk melakukan hal ini kami berikan informasi mengenai fitur dan manfaat dari bahan dan desain bagi pasien

1. Desain Wavefront dan Proses Gosok Freeform
Wavefront dan Freeform adalah teknologi terbaik saat ini untuk menciptakan lensa yang memberikan  pasien penglihatan sangat tajam dan jenih.  Pemakai akan mendapatkan penglihatan yang tajam, meningkatkan ketajaman kontras, meningkatkan penglihatan berkendara di malam hari, dan menikmati intensitas warna  yang lebih kaya.
Wavefront teknologi digunakan untuk menganalisis perjalanan cahaya menuju ke mata. Pemetaan wavefront membantu praktisi mendeteksi  aberrations yang tidak terlihat dalam tes lensa konvensional , yang berdampak pada kualitas penglihatan pasien. Banyak lensa korektif menimbulkan distorsi ketika cahaya melalui lensa yang akhirnya mengurangi ketajaman visual. Lensa progresif, khususnya, karena sifat desain mereka yang terdapat distorsi,mengakibatkan perubahan gelombang cahaya. Baru-baru ini, wavefront teknologi ini telah digunakan dalam desain lensa baru dan di proses untuk memperbaiki desain lensa progresif sehingga dapat meminimalisasi aberrations dan meningkatkan kinerja visual.
Inovasi lensa besar lainnya adalah proses gosok Freeform.  Menggunakan teknik freeform, sebuah laboratorium optik dapat memotong kompleks Curves ke bagian belakang  dan  atau depan permukaan lensa kosong menjadi ukuran resep lensa yang optimal. Mesin Freeform dapat menghasilkan Curves lebih kecil dari  0.01D, dan lensa yang keluar dari generator siap di Polish. Dasar sistem mesin Freeform terdiri dari CNC (Computer Numerically Controlled) generator,  soft pad penggosok lensa, dan "titik" file perangkat lunak yang menjalankan CNC generator. Proses gosok Freeform adalah proses gosok lensa yang lebih cepat dan lebih akurat sehingga tidak hanya memproduksi optik yang lebih presisi, tetapi juga mengurangi waktu pemprosesan dan membantu meningkatkan pengiriman. 

2. Kaca
Bertahun - tahun kaca dianggap bahan lensa pilihan nomor satu. Dengan optik yang paling tepat dan konstan, kaca dianggap yang paling nyaman dan alami. Tapi Karena kaca tidak tahan terhadap benturan,  standar ANSI menyatakan bahwa semua lensa opthalmik kaca harus dites baik melaui panas atau kimia  untuk meningkatkan dampak benturan. Banyak dari lensa kaca warna tidak tersedia lagi atau hanya tersedia dengan harga yang sangat mahal. Beberapa warna dapat diperoleh dengan cara memberikan lapisan pada lensa, walaupun hasilnya masih diperdebatkan. Lensa kaca memiliki indeks 1,523 dimana hal tersebut standar untuk kaca lensa. Hi Indeks lensa Kaca tersedia indeks 1,60, 1,70 dan 1,80 dan 1,90. Karena spesifik gravity, berat Hi Indeks kaca meningkat sesuai indeksnya, namun pemilihan frame yang kecil dapat mengurangi berat lensa.
Manfaat dan fitur :
Kualitas optik yang sempurna dan tahan gores yang terbaik dari semua bahan. Ingat, tidak ada lensa "anti gores". Lensa kaca dengan lapisa anti pantul memberikan penglihatan terbaik.
Negatif :
Kaca adalah bahan terberat yang ada serta lensa "yang paling mudah pecah". Kaca juga dapat dengan mudah tergores dan melentik di lingkungan kerja yang berbeda. Proses pewarnaan di lensa kaca dibuat di dalam lensa, ini termasuk pembuatan lensa  photochromik kaca. Hal ini akan menyebabkan lensa minus menjadi gelap disekitar pinggir lensa sedangkan jika lensa plus menjadi gelap di tengah. Tidak ada perlindungan UV di lensa kaca bening .

3. Plastik
Pilihan bahan lensa nomor satu di pasaran optik masa kini. Lensa plastik memiliki optik yang sangat baik, abbe yang besar, ringan, dan kemudahan proses warna serta tahan bentur menjadikannya pilihan yang paling umum di antara Optician. Peningkatan kualitas lapisan tahan gores telah membantu meningkatkan penjualan sehingga sering dianjurkan. Regular lensa plastik memiliki indeks pembiasan dari 1.498. Hi Indeks plastik mulai dari indeks dari 1.54, hingga yang baru 1.74. Tidak seperti kaca, yang akan menjadi lebih berat karena indeks lebih tinggi, lensa plastik Hi Indeks umumnya lebih ringan beratnya daripada lensa plastik biasa. TIPS: Kami sarankan lapisan AR baik itu kaca atau  plastik untuk  lensa Hi Indeks karena semakin tinggi index berarti semakin rendah nilai abbe. Hi Indeks memilki  4 tingkat terpisah, Mid Indeks 1,54 menjadi sekitar 1,58 (25% lebih tipis dari bahan standart lensa), Hi Indeks 1,60 (30% lebih tipis dari bahan standart lensa), Hyper Indeks 1,67 (40% lebih tipis dari bahan standart lensa), dan baru Hyper Indeks 1,74 (50% lebih tipis dari bahan standart len).
Manfaat dan fitur :
Berat lensa plastik kira-kira satu setengah kali lebih ringan dibandingkan dengan lensa kaca. Plastik lebih mudah diwarna dibanding bahan lainnya, dapat tambahkan untuk perlindungan UV.
Negatif :
Tebal lensa plastik sekitar 30% lebih tebal dari lensa kaca untuk indeks 1.53, dan lensa plastik di haruskan menggunakan lapisan tahan gores dan juga lapisan perlindungan UV (dimana hal ini membuat lensa menjadi lebih mahal)

4. Polycarbonates
Lensa yang paling tahan bentur dari semua bahan yang digunakan saat ini, telah menjadi pilihan terbaik untuk anak-anak dan pemakai kacamata yang aktif diluar ruangan. Polycarbonate memiliki keuntungan memiliki perlindungan UV, 380 nm untuk melindungi UVA dan UVB. Dibuat dengan indeks yang lebih tinggi, memiliki berat jenis yang rendah sehingga menjadi lensa yang paling ringan di banding  dari lensa lainnya.
Asosiasi Optikal Laboratorium di Amerika Serikat memiliki program yang disebut "Duty to warn" untuk membantu mendidik pasien keunggulan dan fitur lensa polycarbonate. Posisi fitting yang benar (4-5mm di bawah pupil) pada lensa 1 focus, pilihan frame yang benar  (Tidak lebih dari 5mm dari decentration per mata, kurang lebih baik) akan membantu mengurangi ketidaknyamanan. Kami merekomendasikan penambahan multi-lapisan AR Coatings untuk membantu memberikan peglihatan yang terbaik untuk pasien.
Manfaat dan fitur:
Lensa teraman, teringan  dan salah satu dari bahan lensa tertipis yang tersedia. Telah tersedia dalam desain aspheric yang bermanfaat melebarkan daerah penglihatan.
Negatif:
Tidak semua lensa Polycarbonate dapat diwarna gelap seperti lensa plastik. Polycarbonate memiliki nilai abbe yang rendah, yang dapat menimbulkan aberasi pada ukuran minus & plus tinggi. Proses fitting ( pemasangan lensa) yang tepat dan desain Aspheric dapat mengkoreksi hal tersebut.
Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, manusia selalu berpikir dan berpikir untuk menhasilkan karyanya demi kemajuan dan kenyamana hidup sesama manusia lainnya.
Dalam bidang perkacamataan khususnya dalam bidang lensa, ada lensa yang mempunyai performa sangat bagus, tentu dalam hal ini di tilik dari segi bahan, di mana hampir semua produsen lensa di dunia ini sekarang menggunaknnya.
Lensa itu adalah lensa jenis Polycarbonate. Banyak sekali keunggulan yang di tawarkan lensa jenis ini antara lain:
  1. Lensa ini lebih ringan dan lebih tipis dari lensa plastik yang standart.
  2. Bisa mengeblok sinar Ultra Violet, anti UV
  3. Bahkan sampai 10 kali lipat lebih kuat dari lensa standart, tahan baret.
Dari beberapa keunggulan itulah maka lensa ini awalnya di buat untuk lensa pada anak-anak, lensa untuk olahragawan dan untuk faktor keamanan.
Sejarah polycarbonate sendiri sudah di kembangkan sejak tahun 1970 an dan digunakan pada awak ruang angkasa sebagai helmet, juga sebagai kaca di yang sangat tahan benturan, namun baru pada tahun 1980 an di lempar ke pasaran sebagai lensa untuk kacamata.
Lensa ini sekarang jadi pilihan untuk kacamata anak-anak, sport dan pengaman atau safety, dan sangat cocok untuk kacamata dengan bingkai rimless atau tanpa bingkai atau bor-boran.
Lensa Polycarbonate di buat dengan cara injection moulding, yaitu material itu di masukkan di dalam cetakan dan dan dengan pemanasan maka lensa itu akan menyebar membentuk cetakan itu, dengan tekaan yang tinggi dan kemudian di dinginkan untuk untuk menjadi material lensa dengan hitungan beberapa menit saja.
Untuk UV protection-nya, lensa polycarbonate itu dari bahannya, jadi tidak perlu UV blok dari semacam coating, karena udah dari bahannya sendiri, otomatis nggak akan habis atau ngothok dan sebagainya.
Untuk lebih menjaga kejernihan permukaannya bisa juga di beri coating misal hardcoard dan multicoating untuk anti refleksi.

Makalah Penyakit TBC



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Seperti diketahui TBC adalah penyakit yang menular berbahaya hampir 1/3 penduduk dunia mengidap penyakit ini. Sehingga masyarakat harus tau penyebab, gejala, dan cara pengobatan dari TBC. Apalagi Indonesia menempati posisi 5 didunia untuk masalah TBC ini, masyrakat indonesia harus tahu gejala, penyebeb, dan cara pengobatan dari TBC.
Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk memberi informasi kepada masyakat luas tentang TBC, dari gejala,penyebab, pengobatan dan pencegahan dari penyakit TBC.


B.     Rumusan Masalah
1.      Mengapa penyakit TBC ?
2.      Bagaimana gejala penyakit TBC ?
3.      Apa penyebab penyakit TBC ?
4.      Apa saja diognosa penyakit TBC ?
5.      Bagaimana pengobatan penyakit TBC ?
6.      Bagaimana pencegahan penyakit TBC ?

C.    Tujuan
1.      Memberikan informasi tentang TBC.
2.      Menjelaskan gejala penyakit TBC.
3.      Menjelaskan apa penyebab penyakit TBC.
4.      Menjelaskan pengobatan penyakit TBC.
5.      Menjelaskan pencegahan penyakit TBC.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012. 
Gejala dan Jenis Tuberkulosis
Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru dengan gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari. Batuk juga terkadang dapat mengeluarkan darah. Selain batuk, pengidap TB biasanya juga akan kehilangan nafsu makan sehingga mengalami penurunan berat badan yang disertai demam dan kelelahan.
Ketika bakteri TB masuk ke dalam tubuh, bakteri tersebut bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Pada kasus ini, kondisi tersebut dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sedangkan TB yang langsung memicu gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.
Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis
Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama bakteri TB adalah mycobacterium tuberculosis.
Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap HIV/AIDS, diabetes atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
  • Orang yang mengalami malanutrisi atau kekurangan gizi.
  • Pecandu narkoba.
  • Para perokok.
  • Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap TB.
Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk dideteksi, terutama pada anak-anak. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:
  • Rontgen dada.
  • Tes Mantoux.
  • Tes darah.
  • Tes dahak.
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik yang harus diminum selama jangka waktu tertentu.
Langkah Pencegahan Tuberkulosis
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.
Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.
B.     Gejala Tuberkulosis
Selain gejala utama berupa batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 21 hari, tuberkulosis juga memiliki gejala-gejala lain. Di antaranya:
  • Batuk berdahak.
  • Dada yang terasa sakit saat bernapas atau batuk.
  • Tidak nafsu makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Demam dan menggigil.
  • Berkeringat secara berlebihan pada malam hari.
Tidak semua bakteri TB yang masuk ke dalam tubuh langsung menyebabkan infeksi aktif atau tuberkulosis aktif. Ada kasus yang mana bakteri TB bersembunyi tanpa menyebabkan gejala apa pun sampai suatu hari nanti menjadi aktif dan gejala pun muncul. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis laten. Selain tidak mengalami gejala, pengidap tuberkulosis laten juga tidak menular.
Sedangkan TB yang langsung memicu gejala karena bakteri penyebabnya tidak bisa dibunuh oleh sistem kekebalan tubuh dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif. Sangat penting agar tuberkulosis aktif diobati karena jika dibiarkan, bakteri TB dapat menyebar dan menyerang organ tubuh lain seperti otak, ginjal dan hati.
C.    Penyebab Tuberkulosis
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri bernama mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar di udara melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap tuberkulosis aktif.
Penularan TB tidak terjadi semudah penularan flu. Penularan TB biasanya membutuhkan beberapa waktu. Makin lama seseorang terpajan atau berinteraksi dengan penderita TB, risikonya untuk tertular akan makin tinggi juga. Misalnya, anak yang tinggal serumah dengan pengidap TB akan memiliki risiko tinggi untuk tertular.
Risiko penularan TB juga dapat meningkat bagi kelompok-kelompok orang tertentu, antara lain:
  • Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.
  • Para petugas medis yang sering berhubungan dengan pengidap.
  • Manula serta anak-anak.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya pengidap diabetes, kanker, HIV, pengidap penyakit ginjal stadium lanjut serta orang yang kekurangan gizi.
  • Para pengguna obat-obatan terlarang.
  • Orang yang kecanduan minuman keras.
Selain paru-paru, bakteri TB juga bisa menyerang tulang, otak, sistem pencernaan, kelenjar getah bening, sistem saluran kemih dan sistem saraf.

D.    Diagnosis Tuberkulosis

Pada tahap awal, dokter akan memeriksa kondisi fisik Anda untuk mendeteksi apakah ada pembengkakan kelenjar getah bening serta menggunakan stetoskop untuk memeriksa paru-paru Anda.
Jika terdapat kemungkinan Anda mengidap TB, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, antara lain:
X-ray Atau CT scan Dada
Jika Anda mengidap TB, foto hasil tes akan menunjukkan perubahan pada paru-paru. X-ray biasanya digunakan terlebih dahulu dan jika dibutuhkan pencitraan yang lebih mendetail, barulah digunakan CT scan.
Tes Mantoux
Dalam tes ini, dokter akan menyuntikkan substansi tuberkulin PPD ke lapisan kulit lalu reaksi kulit akan dipantau dalam 2-3 hari berikutnya. Ukuran pembengkakan pada bagian yang disuntik akan mengindikasikan kemungkinan Anda menderita TB. Penderita TB laten akan mengalami pembengkakan. Jika seseorang mengalami infeksi TB yang aktif, reaksi kulit akan lebih signifikan. Berbeda dengan orang yang telah menerima vaksin TB, dia hanya akan mengalami reaksi kulit yang tergolong ringan.
Pemeriksaan Sampel Dahak
Selain untuk memeriksa keberadaan bakteri TB, tes ini juga bisa memberitahu jika bakteri TB yang menyerang itu bersifat resistan terhadap obat antibiotik.
Tes Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa keberadaan antibodi TB dalam tubuh dan dapat mendeteksi tuberkulosis aktif dan laten.

 

 

 

 

E.     Pengobatan Tuberkulosis

Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan dan jarang berakibat fatal jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang digunakan adalah pemberian antibiotik yang harus dihabiskan oleh pengidap TB selama jangka waktu tertentu sesuai resep dokter.
Jenis-jenis antibiotik yang digunakan adalah isoniazid, rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol. Sama seperti semua obat-obat lain, antibiotik untuk TB juga memiliki efek samping, terutama rifampicin dan ethambutol. Rifampicin dapat menurunkan keefektifan alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Sedangkan ethambutol dapat memengaruhi kondisi penglihatan pengidap.
Efek samping lainnya dari obat-obatan TB adalah mual dan muntah-muntah, penurunan nafsu makan, sakit kuning, urine yang berwarna gelap, demam, ruam serta gatal-gatal pada kulit.
Masa penyembuhan TB berbeda-beda pada tiap pengidap dan tergantung pada kondisi kesehatan pengidap serta tingkat keparahan TB yang dialami. Kondisi pengidap umumnya akan mulai membaik dan berhenti menular setelah 2-3 minggu meminum obat. Tetapi untuk memastikan kesembuhan total, pengidap TB harus menggunakan antibiotik yang diberikan dokter selama 6-9 bulan.
Jika pengidap tidak meminum obat sesuai resep dokter atau berhenti meminumnya sebelum waktu yang dianjurkan dokter, maka bakteri TB bisa tidak hilang sepenuhnya dari tubuh meski pengidap merasa kondisinya sudah membaik. Infeksi TB yang diidap juga memiliki kemungkinan menjadi resistan terhadap antibiotik. Jika ini terjadi, TB akan lebih sulit diobati sehingga membutuhkan masa penyembuhan yang jauh lebih lama, yaitu sekitar 2-2.5 tahun.
F.     Pencegahan Tuberkulosis
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin TB yaitu vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan. Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.
Selain vaksinasi, Anda juga dapat mencegah TB dengan senantiasa mengenakan masker saat berada di tempat umum yang ramai, jika berinteraksi dengan pengidap TB, serta mencuci tangan secara teratur (khususnya pekerja medis).
Pengidap TB dapat menularkan penyakit ini jika belum menjalani pengobatan sepenuhnya. Jika Anda mengidap TB, langkah-langkah berikut akan sangat berguna untuk mencegah penyebarannya kepada keluarga.
  • Tutupi mulut Anda saat bersin, batuk, dan tertawa atau kenakanlah masker.
  • Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya sering membuka pintu dan jendela agar udara segar dapat masuk.
Tetaplah di rumah dan jangan tidur sekamar dengan orang lain sampai setidaknya beberapa minggu setelah menjalani pengobatan.

                                                              BAB III       
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Penyakit TBC adalah penyakit menular berbahaya yang dapat menularkan  lewat udara atau pun kontak langsung dengan pengidap TBC, penyakit ini biasa menyerang paru-paru, tapi dapat menyebar hingga ginjal, tulang, pencernaan, hingga Otak. Jika penyakit TBC berpadu dengan HIV-AIDS maka akan menimbulkan komplikasi yang lebih parah lagi.

B.     Saran
Agar terhindar dari penyakit TBC kita perlu menjaga pola hidup, lingkungan, dan pola makan, serta hindari kontak langsung dengan pengidap TBC.